BUKIT BELAKANG SEKOLAH
by : mentari rizki a
Disuatu pagi yang cerah, seperti biasa Renna berangkat kesekolah. Tetapi dia merasa ada sesuatu yang aneh disemak-semak depan rumahnya.
“Apa itu yang ada disana?” kata Renna dalam hati.
.....
Tanpa menghiraukannya Renna pun langsung melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Disekolah teman-teman Renna sedang asik membahas tentang bukit dibelakang sekolah mereka.
“Iya tadi pagi aku mendengar berita ini” Kata Nina.
“Aku juga tahu beritannya dari Ibuku tadi pagi” Kata Tommy pada Nina.
“Apa yang kalian bicarakan?” Tanya Renna pada teman-temannya.
“Renna, kamu belum tahu ya?” Tanya Nina dan Tommy pada Renna.
“Memangnya tahu apa? Ada berita apa ini?” Kata Renna kebinggungan.
“Sebuah perusahaan akan membangun Mall besar di atas bukit belakang sekolah kita” Kata Nina.
“Lalu meraka akan menebang semua pohon yang ada disana” Kata Tommy.
“Makin hari makin sedikit saja pohon di bumi kita ini” Kata Renna.
Tanpa mereka sadari ternyata bel sekolah telah berbunyi. Ibu guru datang dengan tergesa-gesa.
“Anak-anak kita akan belajar diluar hari ini bawa buku dan pena kalian” Kata Ibu guru.
Siswa-siswa SD Bima Sakti memang sering belajar tentang alam di bukit belakang sekolah mereka, tetapi dengan adanya pembangunan Mall itu, mungkin mereka tidak akan lagi bisa bermain dan belajar disana.
.....
Berita tentang pembangunan Mall itu sangat cepat menyebar, banyak warga sekitar yang berdemo untuk menentang pembangunan Mall itu. Terutama orang tua Renna yang merupakan aktivis lingkungan hidup, mereka sangat menentang pembanguanan Mall itu. Segala upaya mereka lakukan agar pembangunan Mall itu dibatalkan, namun itu semua tidak membuahkan hasil.
.....
Suatu pagi dihari Minggu, Renna bagun pagi sekali namun dia tidak melihat orang tuanya dirumah. Renna pun sibuk mencari mereka, tiba-tiba Renna melihat berita di TV dia melihat orang tuanya sedang berdemo di bukit belakang sekolah.
Lalu Renna menuju meja makan untuk sarapan. Diatas meja makan Renna menemukan surat yang ditinggalkan oleh Ibunya.
.....
“Renna, ayah dan Ibu bersama orang tua teman-temanmu akan menentang pembangunan Mall itu sekali lagi, do’akan kami ya sayang ^_^
Kalau kamu mau sarapan Ibu sudah siapkan diatas meja” Isi surat Ibu untuk Renna.
.....
Renna memang sering ditinggalkan orang tuanya dirumah sendirian, itu karena pekerjaan orang tuanya sebagai aktivis lingkungan hidup. Setelah selesai sarapan Renna mengambil sepedanya, dia ingin berjalan-jalan sebentar. Saat dia keluar rumah dia mendengar lagi suara aneh dari semak-semak depan rumahnya.
Tapi Renna mengabaikannya saja, dan dia mulai menaiki sepedanya untuk berjalan-jalan. Siang itu sangat sepi, tidak seperti hari Minggu biasanya yang ramai dengan orang-orang yang bersepeda.
“Mungkin semua orang sedang ada di bukit belakang sekolah” Kata Renna dalam hati.
Karena terlalu sepi Renna memutuskan untuk pulang saja. Ketika Renna akan memasuki rumahnya dia kembali mendengar suara aneh itu lagi, tetapi kali ini suaranya seperti seseorang yang sedang menangis.
“Kira-kira suara apa ya itu?“ Kata Renna.
Dengan perasaan takut dan penasaran, dia mencoba mencari sumber suara itu. Betapa terkejutnya dia ternyata suara itu berasal dari peri kecil yang sedang menangis karena kesakitan.
Dengan hati-hati Renna mengangkatnya dan membawanya ke rumah. Renna mengobati luka-luka peri itu.
“Apakah kamu seorang peri?” Tanya Renna pada Peri itu.
“Iya aku adalah seorang peri yang berasal dari Bukit di belakang SD itu” Kata Peri itu sambil menunjuk Bukit di belakang sekolah Renna.
Peri kecil yang cantik itu berasal dari pohon akasia besar ditengah hutan diatas bukit belakang sekolah Renna. Peri itu bernama Lilly, peri Lilly bercerita pada Renna jika dia dan para peri lainnya harus mencari tempat tinggal lain. Karena pohon akasia yang mereka tempati akan segera ditebang untuk pembangunan Mall. Peri Lilly diberi tugas oleh Ratu peri untuk mencari pohon besar agar mereka bisa tinggal disana. Tetapi karena terlalu lelah terbang dia terjatuh disemak-semak depan rumah Renna, dan terluka.
Peri Lilly mengajak Renna bertemu para peri penghuni pohon akasia lainnya, mereka kelihatan sedih karena harus pergi meninggalkan pohon akasia yang telah mereka tempati sejak lahir. Renna berjanji akan membantu mereka mencari pohon besar lain untuk tempat tinggal baru.
“Aku akan membantu kalian mencari pohon besar yang lain untuk tempat tinggal” Kata Renna pada para peri.
Setiap hari setelah pulang sekolah Renna selalu pergi ke pohon akasia besar ditengah bukit belakang sekolahnya untuk menemui peri Lilly sahabatnya. Lalu mereka pergi ke berbagai taman yang ada disekitar tempat tinggal Renna untuk mencari pohon besar, untuk tempat tinggal para peri.
.....
Setelah lebih dari semingu Renna dan peri Lilly mencari Pohon besar pengganti pohon akasia itu namun tidak juga mereka menemukan pohon yang pas untuk tempat tinggal. Peri Lilly kelihatan sedih sekali, lalu Renna memberi tahu rencananya pada peri Lilly.
“Bagaimana kalau kamu dan peri yang lain tidak perlu pindah saja, kita beri tahu kalau di pohon akasia besar ditengah hutan bukit belakang sekolah tinggal banyak peri kecil” Kata Renna bersemangat.
“Tidak! Kamu tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang aku atau para peri lainnya” Kata Peri Lilly pada Renna.
“Lalu apa yang harus kita lakukan?” Tanya Renna pada peri Lilly.
.....
Pagi hari sebelum berangkat sekolah Renna sarapan bersama orang tuanya. Renna bertanya upaya apalagi yang harus dilakukan agar bukit belakang sekolahnya tidak dibangun Mall. Orang tua Renna terkejut mendengar perkataan Renna. Mereka mengatakan kalau Renna tidak perlu ikut campur dalam masalah ini.
Di sekolah Renna belajar tentang dampak dari global warming. Renna baru mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan dari perbuatan-perbuatan manusia yang tidak bertanggungjawab. Contohnya penebangan hutan, membuang sampah kesungai, dan tindakan-tindakan lainnya.
Renna juga menyadari dampak dari penebangan hutan dibukit belakang sekolahnya bukan hanya merugikan peri Lilly dan para peri lainnya, tetapi akan berdampak buruk juga untuk bumi ini.
Tiba-tiba Renna memiliki ide untuk menghentikan pembangunan dibukit belakang sekolahnya itu. Setelah pulang sekolah Renna mengumpulkan teman-temannya dan mengajak mereka pergi kebukit belakang sekolahnya.
Dibukit belakang sekolah banyak para orang tua yang berdemo, terutama orang tua Renna, mereka berdiri dibarisan paling depan.
Renna dan teman-temannya kemudian beraris dengan rapih disamping barisan orang tua mereka, dan Renna pun mulai berbicara.
.....
“Kami semua yang ada disini tahu kalau semua pohon yang ada dihutan ini akan ditebang dan dijadikan Mall. Saya dan teman-teman memang suka pergi dan bermain di Mall, tetapi kami lebih senang belajar dan bermain di hutan bukit belakang sekolah ini. Kami juga belajar tentang global warming disekolah hari ini, sekarang semakin sedikit pohon yang ada dibumi kita. Maka dari itu saya dan temen-teman meminta pada semua orang untuk menolak pembangunan Mall disini” Kata Renna mewakili teman-temannya.
Kata-kata polos dari seorang siswi SD itu ternyata menyentuh hati banyak orang. Dan ternyata saat itu ada stasiun TV yang merekam semua kata-kata Renna dan menyiarkannya di TV. Semakin banyak pula orang yang terharu pada tindakan Renna.
Semua orang mendukung tindakan Renna. Dan akhirnya pembangunan Mall itu dihentikan, Renna, teman-temannya, dan semua orang sangat senang dengan berita ini. Terutama orang tua Renna mereka sangat bangga pada putri kecil mereka itu.
.....
Renna pun senang karena bisa menepati janjinya pada peri Lilly. Seperti biasa setelah pulang sekolah Renna langsung berlari kebukit belakang sekolahnya untuk menemui sahatnya peri Lilly. Tapi kali ini dia tidak datang seorang diri, Renna mengajak kedua temannya Nina dan Tommy. Mereka bertiga kini jadi sahabat baik.
Semua orang di Kota tempat tinggal Renna semakin sadar dengan lingkungan sekitar, mereka mulai menjaga lingkungannya. Renna pun kini menjadi anak yang dikenal banyak orang karena tindakan mulianya.